Selamat Pagi Sahabat ESQ
Tertarik untuk tahu lebih lanjut tentang Rahasia ilmu ESQ? Yuk kita lanjutkan kembali Bahasan tentang Mental Blok secara Sains (8). Kita akan bahas Mental Blok yang ke-7, yaitu Belenggu Literatur.
Mengapa dalam ilmu ESQ, Literatur termasuk ke dalam Belenggu Mental?
Professor dalam bidang Psikologi Kognitif, Richard Gerrig PhD dan David N Rapp, dalam jurnal yang diterbitkan oleh Duke University Press, pada tahun 2004, mereka meneliti tentang Pengaruh Literatur terhadap Proses Berpikir seorang pembaca.
Penelitian dilakukan dengan melihat dampak dari bacaan fiksi terhadap Proses Berpikir pembacanya.
Hasilnya adalah, penelitian ini mendukung proposisi bahwa sebagai pembaca, seseorang biasanya mengambil pengalaman naratif dari apa yang mereka baca, untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua peneliti senior di bidang psikologi kognitif ini melihat adanya dampak yang besar, pengaruh yang kuat, dari apa yang dibaca oleh seseorang, ke dalam proses berpikir mereka, pandangan mereka terhadap hidup yang mereka jalani, dan mempengaruhi wilayah perasaan seseorang, bahkan bisa berpengaruh pada pengambilan keputusan seseorang.
Apakah yang terjadi saat seseorang membaca sebuah literatur?
Diperoleh fakta bahwa pada saat seorang membaca sebuah sumber literatur, sebagai pembaca mereka merasa dirinya dibawa ke dalam alam pemikiran yang digambarkan dalam bacaan mereka terebut.
Data-data yang diperoleh oleh Kerrig dan Rapp (2004) menyatakan bahwa seorang pembaca memerlukan upaya strategis untuk menolak informasi yang diperolehnya dari sumber literatur.
Menurut Kerrig dan Rapp (2004), juga menyatakan bahwa sumber literatur mempengaruhi penilaian pembaca pada hidup mereka sendiri.
Pengaruh yang mendalam dari sumber literatur ini, tentu saja bisa mendatangkan efek yang negatif, selain juga yang positif. Efek positifnya, literatur memperkaya pengetahuan seseorang dan membuatnya lebih kritis. Namun di saat yang lain, literatur bisa sangat dalam pengaruhnya pada seseorang. Sebagaimana dijelaskan dalam paparan hasil penelitan diatas.
Bagaimana agar pengaruh literatur tidak mempengaruhi kita? Caranya adalah dengan selalu menempatkan hati nurani dan pikiran kita, di angka nol. Atau me-nol-kan kembali pikiran kita, kembali jernih, setelah membaca suatu sumber bacaan. Dengan cara yang disebut Zero Mind Process ini, kita bisa menolkan pengaruh bacaan terhadap pikiran kita. Dan tetap menempatkan hati nurani di posisi yang bersih, bebas dari awan hitam belenggu pemikiran akibat sumber bacaan yang bermacam-macam.