Banyak orang nyaman jadi pegawai negeri. Dapat gaji tiap bulan, dan pasti naik pangkat (saat itu -red). Tapi ada yang menggugah diri Ary Ginanjar Agustian, hingga ia akhirnya berputar haluan menjadi pengusaha. Inilah Kisah Masa Muda Ary Ginanjar Agustian : dari PNS menjadi Pengusaha. Usaha Apa? Ingin tahu? Ikuti kisahnya disini.
Ary Ginanjar Agustian di masa muda, diterima dengan mudah menjadi pegawai negeri. Saat itu ia menjadi Dosen di sebuah perguruan tinggi, di pulau dewata, yaitu di Politeknik Udayana. Sebuah profesi yang bergengsi, dan ditempatkan mengajar di lokasi yang banyak orang impikan, yaitu di kawasan wisata Bali yang dianggap tanah surga oleh banyak orang.
Namun, Ary Ginanjar Agustian saat itu memiliki pandangan jauh ke depan. Ia resah dengan keadaan yang dialaminya. Ia memiliki cita-cita besar. Ia memiliki ambisi yang tidak bisa dibendung. Saat itu, posisi sebagai Dosen, walaupun sejalan dengan hasratnya untuk berbagai ilmu pengetahuan, namun tidak bisa menahan keinginan beliau untuk berbagi dalam konteks yang lebih besar luas lagi.
Saat itu, pegawai negeri adalah posisi yang dianggap bergengsi oleh banyak orang. Posisi idaman bagi banyak bagian di masyarakat. Apalagi sebagai Dosen, posisi yang banyak dihormati orang, dan disegani. Ary Ginanjar Agustian, sangat menyukai kegiatan berbagi ilmu pengetahuan, dan ia sendiri suka mempelajari banyak hal dari buku maupun dari banyak tokoh. Konon keinginannya untuk terus belajar inilah yang membuat niatnya tak terbendung.
Sepulang dari tugas belajar yang dijalaninya di Tafe University, Adelaide, Australia, Ary Ginanjar Agustian memantapkan langkahnya untuk menjadi pengusaha. Ia menyewa sebuah kios di lantai 2 Pasar Kuta, Bali. Uang yang dikumpulkannya dari tabungannya saat di Australia, ia belikan beberapa potong celana jeans. Ya. Ia membuka kios kecil di pasar, dan berjualan celana jeans.
Mengapa? Ternyata, Ary merasakan saat di Australia, bahwa mengenakan celana jeans sangat nyaman. Di hari terpanas sekalipun, celana yang dipakainya tetap terasa dingin di kulit. Pun lagi bahannya yang tebal dan awet. Walau berat saat mencucinya, celana jeans menjadi pilihan Ary Ginanjar Agustian untuk dibeli dari Australia dan dibawanya ke Kuta untuk dijual.
Hari-hari pertamanya berjualan, dirasakannya berat. Celana Jeans pertamanya laku karena dibeli oleh mahasiswanya yang ingin lulus dari mata kuliah yang diajarnya. Tinggal 19 potong lagi celana jeansnya yang belum laku. Ary Ginanjar pun melakukan sejumlah cara agar dagangannya laku terjual. Ada Trik Marketing yang diterapkannya.
Pertama, Ary Ginanjar sadar di lantai dua, posisi kiosnya sulit dijangkau orang, bahkan tak terlihat. Karena itu ia kemudian memasang Spanduk dengan kalimat promo yang menarik. Ary membeli beberapa T Shirt, dan ia menjualnya seharga modal, yaitu : Lima Ribu Rupiah saja per potongnya. Para pembeli pun tertarik hingga bersedia naik ke lantai dua ke kiosnya di Pasar Kuta itu. Mereka yang mencari T Shirt murah pun kaget dengan jualan lain yang dimiliki Ary Ginanjar saat itu yaitu : Celana Jeans. Mereka lalu tertarik untuk mencobanya. Tak lama, jualannya habis dengan keuntungan yang lumayan.
Ary Ginanjar Agustian pun mencoba item jualan lain, dan sukses. Dari menyewa kios, ia kemudian membeli kios, dari satu kios menjadi dua kios. Ia pun kemudian merambah dunia telekomunikasi dan menjadi distributor pager. Ia kembali mencapai sukses besar. Ia kemudian menjadi distributor Handphone, di saat dimana baru segelintir orang yang memilikinya.
Penghasilan yang diraihnya berkembang terus secara eksponensial, dari angka puluhan ribu per hari, dengan kerja keras tak kenal lelah, kemudian menjadi puluhan juta hingga ratusan juta per bulan. Tak lama, ia menjadi salah satu pengusaha paling sukses di Bali.
Namun kemudian usahanya jatuh. Ia kemudian menyerahkan hidupnya di jalan Tuhan. Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti dalam website ESQMPP ya.