Menurut Prof David Sue (2010), kecemasan adalah emosi dasar manusia yang menghasilkan reaksi tubuh yang mempersiapkan kita untuk menghadapi atau menghindari suatu masalah. Kecemasan adalah hal yang terjadi sebelum suatu kejadian atau situasi terjadi.
Prof David Sue adalah seorang Professor Emeritus dalam bidang Psikologi di Western Washington University. Disana ia menjabat sebagai direktur untuk Klinik Psikologi Konseling dan untuk Program Konseling Kesehatan Mental. Ia juga seorang associate untuk Pusat Penelitian Lintas Budaya di Western Washington University. David dan istrinya, Diane M. Sue, telah menulis bersama buku Dasar-dasar Konseling dan Psikoterapi : Praktek berbasis fakta untuk Lingkungan yang Beragam. Juga buku-buku lain seperti Memahami Psikologi Abnormal (diterbitkan 10 kali), dan Esensi Psikologi Abnormal.
Sejumlah ahli lain di berbagai belahan dunia, juga memaparkan teori mereka tentang kecemasan pada masa pensiun, contohnya melalui penelitian di Amerika, Kanada, Nigeria, dan Indonesia. Kecemasan ini bisa timbul karena banyak perusahaan tidak atau belum optimal dalam mempersiapkan karyawannya yang akan pensiun dalam satu sampai lima tahun ke depannya.
Kecemasan ringan, memang bisa membuat kita lebih hati-hati. Kecemasan ringan, juga membuat kita lebih teliti. Kecemasan ringan juga membuat kita lebih waspada, terhadap keadaan di sekeliling kita.
Namun apabila tidak ditangani, kecemasan ringan bisa berkembang menjadi kecemasan sedang, yang menimbulkan sejumlah gejala yang mengganggu pada pekerjaan kita sehari-hari. Bahkan, kecemasan bisa menimbulkan hilang konsentrasi.
Pada tahap yang lebih buruk, kecemasan sedang dapat menimbulkan sejumlah gejala fisik. Bahkan bisa memicu sejumlah gangguan dalam keseharian, seperti sakit kepala, sering berkeringat, dan lain sebagainya.
Apabila kecemasan sedang berkembang menjadi kecemasan berat, bisa memicu berbagai reaksi tubuh dan menimbulkan sejumlah gangguan yang dirasa sebagai penyakit fisik oleh seseorang. Padahal, pemicu sakitnya saat diteliti kemudian tidak terdeteksi. Kondisi ini dinamakan Psikosomatis, dimana fisik kita menjadi sakit akibat kecemasan.
Mengingat efeknya yang bisa menyebar ke berbagai hal, penting untuk kita memiliki bekal untuk memupus kecemasan yang dirasakan. Terutama bila kecemasan terjadi pada usia menjelang pensiun atau setelah pensiun. Karena, bisa memicu berbagai gejala penyakit, dan menurunkan tingkat produktivitas seseorang. Secara umum, kondisi seseorang yang sering sakit bisa menurunkan performa kerjanya, bahkan menurunkan performa kerja tim atau bagian di tempatnya bekerja.
Bagaimana cara menangani kecemasan ini? Pertama, kita harus mengukur terlebih dahulu, sejauh mana kecemasan tersebut telah berkembang, dan telah berada dalam tahapan apa. Setelah seorang individu mengetahuinya dengan menyadari gejala-gejala kecemasan yang muncul, maka tahapan selanjutnya adalah mencari akar kecemasan tersebut, dan memupusnya. Penyebab kecemasan haruslah diatasi. Apakah itu bersama dengan pasangan, atau bisa juga dengan mencari bantuan.
Salah satu bantuan yang ditawarkan oleh ESQ adalah menghadapi kecemasan dengan cara mengembangkan kecerdasan Emosional dan kecerdasan Spiritual, agar bisa menghadapi masalah apapun. Bahkan, bekal kecerdasan Emosional dan Spiritual ini, bisa membantu anda dalam menghadapi kecemasan lain yang mungkin terjadi, sebelum terjadinya.
Kecerdasan Emosional dan Spiritual ini akan menjadi semacam tameng penguat. Yang berfungsi untuk mengendalikan emosi kita, sehingga tidak terbawa larut dalam suatu masalah.
Seperti yang dikemukakan oleh DR (HC) Ary Ginanjar Agustian, pendiri ESQ, bahwa bila suatu masalah dijiwai, maka ia akan membesar, dan semua hal akan terlihat sebagai masalah. Sementara bila kita sudah bisa mengoperasikan kecerdasan kita diatas masalah, maka masalah apapun yang timbul, akan bisa kita hadapi.
Bagaimana? Ingin mengembangkan Kecerdasan Emosi dan Spiritual anda? Hubungi email kami di [email protected] atau via wa atau telp ke 0856-9311-9026.