JAKARTA – “Thomas, kamu sekolah dan belajar di rumah aja ya, gak perlu ke sekolah. Karena kamu jenius dan lebih di atas rata-rata,” demikian yang diucapkan ibunda Thomas Alpha Edison kepada buah hatinya.
Kemudian setelah sekian lama, ibunya sudah meninggal dan Thomas telah berhasil menciptakan bola lampu pertama di dunia. Dia membangun sebuah perusahaan besar, namanya General Electric (GE), yang bertahan hingga saat ini.
Tiba-tiba Thomas membuka kotak-kotak lama. Di situ tersimpan sebuah surat dari sekolahnya dulu. Ternyata di situ adalah tertulis, “Anak ibu idiot, sehingga dikeluarkan dari sekolah.”
“Tapi apa yang ibunya Thomas sampaikan? Dia bilang Thomas adalah anak yang jenius,” ucap Iman Herdimansyah (trainer ESQ lisensi dari Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian) kepada puluhan insan PLN saat mengikuti training ESQ Masa Persiapan Pensiun (MPP) pada Selasa (16/3/2021) via Zoom Meeting dalam rangka Diklat Pra Purnabakti.
Menurutnya, setiap kata-kata itu bisa mengubah persepsi, membangun kepercayaan diri. Ketika kata-kata disampaikan senantiasa salah, maka responnya pun jadi salah. Begitupun sebaliknya.
Insan BUMN dari PLN seluruh penjuru Indonesia dibekali banyak tips dari trainer Iman termasuk 3 rumus yang dinamakan rumus GKF (Gerak, Kata, dan Fokus).
Untuk memahami lebih lanjut, Denny Kurniawan (Astrain ESQ) mengajak peserta menyanyikan lagu Muhammad Ali disertai gerakan tubuh.
“Inilah cara membangun mental state dengan bergerak dan perasaan. Karena bergerak mampu membangun emosi tapi yang positif ya. Intinya, saat mengahadapi masalah, maka ubah dulu gerakan kita. Sehingga energinya high. Kalau pensiun harus hadapi dengan senyum, dada yang lapang,” tutur Denny dengan menyunggingkan senyuman manisnya.
Iman setuju dengan paparan Denny. Ia mengatakan, “Ini adalah hal sederhana yang dilakukan saat pagi di masa pensiun khususnya, yaitu gerak pose yang positif, agar mental lebih positif. Melatih kata-kata positif meskipun realitanya negatif seperti kisah Thomas. Bisa dipahami ilmu sederhana ini untuk persiapan pensiun?”
Mayoritas partisipan dengan kompak dan amtusian menjawab, “Bungkusss Coach.”
“Lebih high, lebih semangat, emosinya lebih positif Coach,” sahut Edit Mursita, salah satu insan PT. PLN.
Rumus selanjutnya yaitu fokus. “Kenapa sebagian besar orang yang pensiun itu cemas, sedih, khawatir? Bisa jadi karena terlalu ekspektasi dan kurangnya apresiasi, ” kata pria berjas abu-abu itu.
“Cara sederhana untuk bersyukur adalah jangan fokus kepada yang hilang (misal karena pensiun jadi kehilangan pekerjaan) namun kepada yang kita peroleh,” sambungnya.