Penduduk Asia, yang banyak memakan Nasi, memiliki resiko diabetes lebih tinggi dari penduduk belahan dunia lain yang jarang memakan nasi. Hal ini karena kandungan gula yang ada pada nasi, cukup tinggi. Ditambah lagi fakta bahwa orang Asia memakan nasi tiga kali hingga empat kali dalam sehari. Padahal, resiko diabetes nasi putih lebih tinggi dari minuman manis.
Sebuah analisis meta dari empat penelitian besar, yang melibatkan lebih dari 350.000 orang selama empat sampai 20 tahun, bekerjasama dengan Harvard School of Public Health dan diterbitkan dalam Journal British Medical mengungkapkan beberapa temuan serius.
Di dalam studi itu, para peneliti menemukan bahwa sepiring nasi putih yang dimakan dalam satu hari secara teratur, dapat meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen pada populasi secara keseluruhan. Penelitian itu juga menunjukkan bahwa orang Asia, seperti Cina, biasa mengonsumsi empat porsi nasi sehari, sedangkan orang Amerika dan Australia makan hanya lima porsi nasi seminggu.
Namun, sebenarnya, resiko itu bisa dikurangi dengan mengkombinasikan antara nasi putih dengan nasi merah, yang bisa menurunkan resiko diabetes hingga 16%.
Menteri Kesehatan Singapura, Gan Kim Yong, bulan lalu mengatakan, bahwa penyakit ini sudah menghabiskan biaya negara lebih dari $1 miliar pertahun. Diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal dan amputasi di Singapura.
Sedangkan di Indonesia, menurut International diabetes Federation (IDF) sekitar 9 juta penduduk Indonesia hidup dengan diabetes. Jumlah itu terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi diabetes naik menjadi 6,9 persen dari sebelumnya 5,7 persen. Sebagian besar adalah penyandang diabetes tipe 2 yang seharusnya bisa dicegah.