Dalam Masa Persiapan Pensiun, penting untuk kita memahami, apa yang selama ini kita lakukan. Diantaranya, saat kita shalat dan membaca Al Fatihah, apa sebenarnya yang kita ucapkan? Ataukah selama ini kita membacanya hanya otomatis saja? Untuk membantu kita memperoleh hikmah, DR (H.C.) Ary Ginanjar Agustian, Penemu Metode ESQ 165 membuat tulisan berikut ini. Mari kita baca dan resapi bersama-sama maknanya..
“Sahabat ESQ yang dirahmati oleh Allah SWT
Sadarkah Anda, tujuh belas kali dalam sehari, Anda sebagai seorang muslim mengucapkan tujuh ayat yang terkandung dalam surat Al-Fatihah???
Bila saja tujuh ayat yang merupakan ummul Quran tersebut mampu diaplikasikan dalam keseharian yang Anda jalani, saya pastikan setiap waktu Anda akan tegak berdiri layaknya ksatria-ksatria sejati, yang menjadi wakil Allah di muka bumi. Dan mungkin Anda sudah tahu, bahwa sejatinya, Al-Fatihah merupakan kunci peradaban yang telah Allah berikan pada hambaNya.
Saat kita semua membaca ayat pertama pada surat ini yaitu Bismillahirrahmanirrahim, hati dan pikiran kita tertuju pada satu pengakuan bahwa kita adalah hamba Allah, yang akan menjalankan misi kehidupan atas kehendak Allah Yang Maha Rahman dan Rahiim.
Saat membaca Alhamdulillahi robbil ‘alamiin, kita akan sadar bahwa segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Pada saat itu jiwa yang besar, lapang, luas, penuh syukur terpatri ke dalam jiwa. Dialah pemilik segala keagungan, dan kita diajak untuk menghadapkan jiwa, berkiblat pada keagunganNya.
Ayat berikutnya Arrahmanirrahiim. Ayat ini mengingatkan kita tentang sifat Ilahi Pengasih Penyayang sehingga menggetarkan jiwa kita agar penuh rasa kasih sayang, cinta kasih kepada umat manusia.
Malikiyaudiddiin mengingatkan kepada Dia Raja di hari kemudian, membangun manusia agar memiliki mindset berpikir jauh ke depan 10, 50, 100 tahun kemudian hingga akhirat nanti…
Iyyakana’ budu wa iyyakanasta’in adalah ayat yang mengajarkan integritas, agar kita memegang teguh prinsip.
Sahabat ESQ, kita sadar hidup kita hanyalah untuk mengabdi kepada Allah SWT. Dengan prinsip itu, standar penilaian kita terhadap kehidupan bukan lagi manusia, tetapi Allah Yang Maha Sempurna. Inilah modal utama membangun jiwa bukan hanya teori, bukan sebatas lisan, atau hanya di hati, namun eksekusi melangkah pasti.
Saat membaca ayat Ihdinash Shiraatal Mustaqim, kita sampai pada momentum untuk segera bangkit dan terjun dalam kancah perjuangan membesarkan kalimat Allah. Ini adalah saatnya Sahabat ESQ mengaplikasikan seluruh nilai yang terkandung dalam ayat-ayat sebelumnya.
Sirathaladzina an ‘amta ‘alaihim Ghairil maghdubi ‘alaihim wa ladhdhaalin, sebuah ayat yang akan mengajarkan Sahabat ESQ untuk kaizen melakukan perbaikan dan terus mengevaluasi serta menjaga arah perjuangan kita pada jalur yang sudah ditetapkannya.
Aamiin, Kabulkan ya Allah. Mohonlah pada Allah agar setiap ikhtiar yang kita lakukan selalu mendatangkan kebaikan untuk diri kita dan orang lain. Apapun hasil yang dicapai, sesunguhnya itu adalah kehendak Allah yang terbaik untuk kita.
Semoga Sahabat ESQ semua bisa mengaplikasikan setiap arti yang terkandung dalam Surat Al-Fatihah ini, agar kita semua bisa menjadi kstaria-ksatria tangguh yang siap mengubah peradaban dunia layaknya para Rasul dan sahabat sahabatnya.
Silahkan sebar kebaikan ayat ini kepada orang-orang yang Anda cintai, agar kita bisa sama-sama menuju ke peradaban yang lebih baik lagi”
Salam 165
(DR (H.C.) Ary Ginanjar Agustian)
