Usaha Pensiun Sukses (10) : Kembangkan O'Chicken Untuk Pensiun Dini

By January 10, 2017August 20th, 2020Kisah Inspiratif
konsultan pelatihan pensiun, konsultan pensiun, konsultan masa persiapan pensiun, masa persiapan pensiun, pelatihan pensiun, pelatihan persiapan pensiun, training pensiun, training persiapan pensiun, training masa persiapan pensiun, kunjungan usaha, solusi pensiun, pra pensiun, persiapan pensiun, pensiun kaya, pensiun dini, tips orang sukses

Kesibukan bekerja dan hilangnya waktu bersama keluarga, membuat sejumlah orang mendirikan usaha untuk bisa mandiri. Agar tidak tergantung pada pendapatan yang berasal dari kantor saja. Itulah yang dilakukan Redia, seorang pekerja di PT Freeport, yang harus banyak meninggalkan suami dan anak-anaknya karena super sibuk.

Selama 23 tahun, Redia berkarier hanya di satu kantor, yakni perusahaan pertambangan PT Freeport Indonesia. Ia adalah sedikit dari perempuan di perusahaan tersebut yang bertanggung jawab untuk melakukan lobi-lobi bisnis untuk perusahaan tambang emas dan tembaga asal AS itu.

 

 

Suaminya, Luqman Hakim, semula adalah manajer sebuah biro perjalanan wisata umroh dan haji. Tapi sang suami kemudian memutuskan untuk memulai berwirausaha. Mula-mula, ia mengembangkan budidaya ikan lele. Itu berlangsung di tahun 2009.

 

 

 

Sembari belajar, sang suami kemudian menemukan jalan untuk beternak ayam potong, tapi bukan ayam potong biasa, melainkan ayam potong organik. Dari mana mereka punya ide itu? Dari anak-anak mereka sendiri. Dua anak Redia-Luqman adalah penggemar ayam goreng. Tapi setiap kali makan ayam goreng, kulit anak-anak itu gatal-gatal. Alergi. Dari hasil pemeriksaan dokter, terbukti bahwa obat-obatan antibiotik pada ayam dan hormon penggemuk ayam itulah yang membuat anak-anaknya alergi.

 

 

Setelah berhasil menemukan formulanya, mendapatkan proses bisnisnya, dan memperoleh cara untuk mengembangkannya, mulailah terlihat bahwa bisnis ini memang menjanjikan. Produknya spesifik, tapi pasarnya masih sangat luas. Dari mula-mula sekadar memproduksi ayam organik dan memasoknya ke beberapa supermarket, Redia kemudian berpikir untuk membuat outlet warung makan sendiri dengan menu ayam organik ini. Maka, mulailah ia membuka gerai ayam goreng organiknya.

 

 

Ayam goreng ini ternyata diminati dan diterima pasar secara baik. Kualitas daging ayam yang super dan penggemukan tanpa satupun pengawet kimiawi membuat O’Chicken, singkatan dari Organic Fried Chicken, berkembang lebih cepat dari perkiraan mereka berdua.

 

 

“Makanya, suami saya sempat keteteran memenuhi permintaan untuk resto ini. Sampai-sampai, suami minta supaya pembukaan outlet dan kerja sama distop dulu sampai kebutuhan daging ayam untuk outlet yang sudah ada dapat terpenuhi,” lanjutnya.  Untuk meningkatkan suplai, suami Redia juga menawarkan ke beberapa petani lain untuk ikut beternak ayam organik ini, dengan O’Chicken sebagai inti plasmanya. Tawaran ini ternyata disambut baik oleh beberapa kenalan, dan sampai hari ini mereka masih menjadi pemasok kebutuhan daging O’Chicken.

 

 

Sejak ditawarkan sebagai peluang usaha berbentuk kemitraan hampir dua tahun lalu, O’Chicken kini sudah memiliki hampir 60 mitra yang tersebar di berbagai kota. Dari mitra sebanyak itu, yang kini benar-benar aktif dan berhasil untuk bertahan sekitar 45 outlet. Untuk karyawan di kantornya, Redia juga sudah mengelola tak kurang dari 30 karyawan.

Untuk memperoleh kestabilan usaha, diperlukan kepiawaian untuk bisa bangkit dari setiap kegagalan. Bahkan boleh dikatakan bahwa bagi wirausahawan, masalah adalah makanan sehari-hari yang harus dilahap, diolah, lalu dijadikan batu loncatan untuk kesuksesan berikutnya. Bagaimana dengan anda sendiri? Mungkin juga merasakan ada masalah? Untuk itu kami ada, hubungi kami di email : [email protected] atau telepon ke 021 – 2940 – 6969  ext. 174.

 

Leave a Reply

Konsultasikan rencana pensiunmu, gratis.

Open chat
1
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?