Apa itu Transformasi Digital, dan mengapa harus dilakukan?

By July 25, 2017August 20th, 2020Kisah Inspiratif
ary ginanjar, pengusaha sukses, training esq, pensiun dini, persiapan pensiun, esq 165, training motivasi, cara sukses, tips orang sukses, cara cepat kaya

Sejumlah prediksi yang dibuat oleh para ahli menunjukkan bahwa, di era digital ini, hanya perusahaan yang bertransformasi lah yang akan bisa bertahan. Namun, Transformasi Digital bukanlah sekedar membuat sebuah android apps yang bisa diakses di smartphone oleh klien anda. Anda membutuhkan mindset atau perubahan pola pikir baru, untuk bisa menemukan strategi apa yang apik untuk anda terapkan agar perusahaan tempat anda bekerja, bisa melakukan transformasi digital secara sesuai.

 

Greg Hendrick (Juni 2017, dalam Harvard Bussiness Review Analytics) menyampaikan bahwa, strategi bisnislah yang seharusnya mengendalikan transformasi digital yang dilakukan, dan bukan sebaliknya.

 

Untuk itu yang harus di-upgrade adalah; pemahaman kita mengenai digital era, dan kemampuan kita dalam memahami korporasi sebagai sebuah teknologi, bahwa cara kita memenej dan mengelola organisasi dan karyawan, kini berubah menjadi makin luwes dan adaptif terhadap kebutuhan pelanggan. Dan yang paling penting yang harus dilakukan adalah memastikan semua perubahan dilakukan dengan secepat mungkin, agar pelanggan tidak lari ke tempat lain, dan mendapatkan kepuasan dari jasa yang kita berikan.

 

Saat ini, telah terlihat bagaimana pasar-pasar telah ditinggalkan dan menjadi kosong. Area perbelanjaan produk elektronik seperti kawasan Roxy di Jakarta, kini telah sepi dan hampir kosong. Mengapa? Karena pasar produk IT tidak lagi membutuhkan ruko atau toko dalam bentuk fisik, tapi telah beralih ke era toko online. Ini membuat para pemilik gedung pusat perbelanjaan kehilangan penyewa.

 

Industri lain yang terancam adalah majalah dan Koran. Karena kini saat membutuhkan informasi, kita tinggal membuka aplikasi berita di smartphone, dan kita bisa mendapatkan berita terbaru. Bahkan dikatakan bahwa di Amerika Serikat, dunia pertelevisian disana telah terancam bangkrut, karena masyarakat lebih suka untuk memilih sendiri tontonan yang ingin mereka simak, melalui aplikasi video online seperti youtube dan semacamnya.

 

Inilah yang membuat kita harus merubah mindset terlebih dahulu, sebelum membuat strategi transformasi dalam menentukan pola manajemen SDM yang sesuai di era digital sekarang ini. salah satu contoh dari perusahaan yang telah ‘mendahului zamannya’ dan masih terus menjadi memimpin adalah VISA. Ia adalah aplikasi perbankan yang telah ada sejak tahun 1980an.

 

Yang dilakukan VISA hanyalah membuat sistem perbankan terintegrasi dimana dana seseorang bisa diakses dan diberikan ke pihak lain, hanya oleh selembar kartu kredit. Dan sistem yang dibuat VISA ini telah merubah dunia perbankan. Kini, seseorang tidak lagi melihat gaji mereka secara fisik. Dan gaji menjadi hanya sekedar perubahan angka yang terlihat di mesin atm atau pada aplikasi perbankan kita. Jauh berbeda dengan dahulu dimana bagian penggajian harus menyewa polisi untuk membawa uang gaji yang dibagikan ke karyawan dalam bentuk amplop. Teknologi digital membuat hidup kita menjadi lebih mudah, lebih aman, dan lebih efisien.

 

Dalam dunia digital sekarang ini, kata kuncinya adalah ; Inovasi, Kecepatan, dan Kepekaan akan kebutuhan konsumen. 3 hal inilah yang akan membuat suatu usaha bisa bertahan dan memimpin. Hanya perusahaan yang bertujuan untuk membantu hidup konsumen menjadi lebih mudah, murah, dan menyenangkanlah, yang akan direspon pasar dan disukai.

 

Ini tentu bisa membalik semua strategi yang anda taruh di meja kendali. Para manajer dan pimpinan SDM ditantang untuk bisa menguasai transformasi dan membuat gambaran strategi dari prediksi perubahan apa yang akan terjadi selama sekian puluh tahun ke depan, agar bisa mensutradarai transformasi digital dengan sukses. Para pimpinan SDM harus mengetahui tentang bagaimana bisnis akan berevolusi dan bagaimana pergerakan selera konsumen akan memimpin perubahan tersebut.

 

                Mark Bonchek (2016) menerangkan esensi perubahan yang terjadi di era digital sebagai perubahan dari Gutenberg ke Zuckerberg.  Dari pencipta kertas ke pencipta sosial media terbesar. Di era kertas, Informasi tersebar dari satu pusat ke banyak orang (from one to many). Kini, informasi tersebar dari banyak orang ke banyak orang (from many to many). Dan setiap manajer memegang kendalinya sendiri tentang informasi mana yang akan digunakannya dalam mengambil keputusan. Sehingga segala sesuatu pada akhirnya harus berbasis pada data yang akurat, diantara semua sumber hoax dan aneka manipulasi data yang tersebar dimana-mana.

 

Informasi lebih lanjut, anda bisa menghubungi 0856 9311 9026 atau email ke [email protected]

Leave a Reply

Konsultasikan rencana pensiunmu, gratis.

Open chat
1
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?